“Saya hanya Wakasek sarpras yang di tugaskan mengatur dan memindahkan anak-anak belajar dari kelas yang sedang di rehab ke kelas lain, silahkan datang saja lain waktu kalau mau ketemu sama kepsek” singkatnya.
Ironis seorang wakasek sarpras menjawab tidak tau terkait pembangunan tersebut padahal sarpraslah yang mestinya paham soal pembangunan (sarana prasarana) yang ada di sekolahnya, ini menandakan isu kepsek monopoli dan diktator benar adanya.
Dan saat di hubungi melalui Ponselnya pun baik Kepsek maupun Ketua P2S nya sama sekali tidak menjawab, menandakan alergi juga pada kontrol sosial dalam hal ini Jurnalis. Untuk itu Dinas terkait dan para APH agar melakukan pemeriksaan mendalam karena di takutkan ada indikasi penyelewengan karena tak transfarannya pihak Sekolah tersebut. (Red)