kilaspendidikan.com, Berita Ciamis – SMPN 4 Ciamis melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ke kampung Bungur, Desa Jalatrang (Kamis 24/10/2024).
Kepala sekolah SMPN 4 Lilis Hertati, S.Pd, M.Pd mengatakan P5 merupakan salah satu program Kurikulum Merdeka, dan menjadi salah satu fokus Kemendikbudristek karena diyakini dapat mencapai visi pendidikan Indonesia, yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Pada semester ini di SMPN 4 Ciamis, khususnya kelas 9 tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah Kearifan Lokal dengan subtema merangkai kearifan lokal melalui permainan tradisional.
Tujuannya adalah mengenalkan dan melestarikan permainan tradisional sebagai bagian dari kearifan lokal, menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya lokal serta memperkuat karakter profil pelajar Pancasila. Kemudian mendorong kreativitas siswa dalam mengadaptasi permainan tradisional agar tetap relevan di era modern.
“Karakter yang dibangun dari kearifan lokal ini adalah Berkebhinekaan elemen mengenal dan menghargai budaya,bergotong royong,elemen kolaborasi dan kreatif lainnya”.
Lilis menjelaskan alasan SMPN 4 Ciamis berkunjung ke Kampung Bungur Desa Jalatrang karena kampung Bungur merupakan tempat wisata edukasi khususnya dari sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka.
“Tujuan diadakannya kegiatan ini untuk membentuk kepedulian siswa terhadap Kearifan lokal dan mengingatkan kepada peserta didik akan budaya lokal yang sekarang ini semakin terlupakan,” jelasnya.
Di Kampung Bungur peserta didik mengenal berbagai permainan tradisional. Dibimbing oleh pemandu, peserta didik langsung mempraktikkan permainan oray orayan dan dilanjutkan oleh pengenalan permainan tradisional zaman dulu. Seperti egrang, sapintrong, perepet jengkol, sepdur, congklak, bekles dan lainnya. Di kampung bungur selain belajar mengenal permainan tradisional juga mengenal pertanian dan pengolahan pupuk organik sebagai tambahan.
Dari kegiatan ini siswa merasa senang dan mendapat pengalaman baru, bukan hanya dari cerita tetapi langsung mempraktikkan berbagai permainan. Permaianannya menarik seperti bernostalgia, dan harapannya peserta didik bisa lebih mencintai budaya sendiri, ditengah gempuran permainan digital, tambah beberapa guru pendamping.
Lilis bersyukur, kegiatanil ini berjalan lancar hal ini berkat dukungan dari semua warga sekolah juga dukungan komite sekolah dan paguyuban kelas 9 yang sejak perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan berperan penting, mereka yang menyusun anggaran, dan mengurus semua akomodasi. Pungkasnya. (Red/Edi)